Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi: “Ikhlas itu adalah salah satu rahasia KU, yang AKU titipkan dalam hati seorang hamba-KU yang aku cintai…”
Ikhlas itu berarti sholat, ibadah, hidup dan matinya hanya bagi Allah (Lillahi Ta’ala), tempatnya dalam hati, bukan di mulut. Jadi kalau orang menyatakan dirinya ikhlas, itu tandanya tidak ikhlas.
Ikhlas itu dari hamba untuk Allah, sedangkan ridlo itu adalah respon kerelaan hamba atas sesuatu yang ditentukan oleh Allah. Jadi anda jika ingin belajar ikhlas, katakan kepada diri sendiri, “Jiwa saya hanya untukMu Allah”, setiap hari. Dan Allah Ta’ala juga mengajari dalam doa iftitah setiap sholat kita, bukan?
Namun, anda akan sulit melaksanakan itu manakala, anda tidak membuang halangan dan hambatan ikhlas itu sendiri. Para Ulama Sufi menegaskan, hambatan ikhlas itu ada tiga:
1. Melihat dan mengingat-ingat amal baik dan ibadahnya.
2. Meminta ganti rugi kepada Allah.
3. Puas terhadap amal ibadah yang telah di lakukan.
Tiga hal itu jika muncul dalam diri anda, pertanda anda tidak ikhlas. Karena jangan pernah melihat amal perbuatan yang sudah anda lakukan.
Lupakan saja kebaikan anda pada Allah maupun pada makhlukNya.
Begitu juga anda jangan minta ganti rugi atas amal ibadah anda, minta ganti rugi pahala, syurga dan keuntungan lainnya kepada Allah. Itu tandanya tidak ikhlas.
Anda juga, jangan puas, jangan bangga, jangan merasa sudah final. Buanglah semua itu, agar hati anda setiap hari selalu baru.
taken from: www.sufinews.com