Custom Search

Kesadaran


keSADARANlah yang dapat memupuk kita menjadi DEWASA

keSADARanlah yang membuat kita berubah menjadi lebih baik

keSADARanlah membuat kita makin berARTI dalam menjalani HIDUP

keSADARanlah menjadikan kita lebih memahami semua GEJOLAK yang ada diDEPAN kita

keSADARanlah mengHANYUTkan kita ke SAMUDRA ILMU

keSADARanlah menHANTARkan kita kepada sebuah PENGERTIAN DIRI

keSADARanlah membuat RINDU akan keberadaan kita yang SEBENARnya

Ya ALLAH tetapkanlah HATI kami kepada SANDARAN keSADARanMu.....



Cinta dan Kesucian

“Mencintai adalah menabung kesucian.”

Indah sekali kata-kata itu. Terucap dari bibir seorang ibu yang puisinya senantiasa menggetarkan jiwa, Bunda Neno Warisman.

Cinta adalah fitrah. Dan fitrah adalah suci. Maka, cara mencintai adalah dengan menabung kesucian, agar ia tetap berada dalam koridor Alloh Azza Wajalla. Dan segala sesuatu yang senantiasa berada dalam koridorNya pastilah berbuah kebahagiaan. Kelak, jika cinta dibingkai dengan kesucian, kebahagiaan hidup berpasang-pasangan tak hanya menjadi syurga dunia namun juga menjadi syurga di akhirat.

Rabbi, semoga cinta yang kelak nanti ku bangun adalah hasil dari tabungan kesucianku. Sehingga bukan kebangkrutan yang kudapat melainkan kebahagiaan hakiki, di bumi dan akhirat nanti.

Untuk segala keborosan cinta yang kubingkai dengan nafsu, maafkan aku, Rabb…
Rengkuh…rengkuhku dalam kesucian cintaMu.

***

Bertemu cinta teragung, dalam sujudku asyik menyanjung.
Umpama pengembara di malam gulita, kandil cintaNya menerangi jiwa.

Sekian lama terbiar, dalam belantara hidup nan diam.
Di bukit ku tersepit, di lembah terhina.
Hidup yang perit mengajarku mencari cinta

Ku sangka teguh, ternyata masih rapuh.
Ku sangka mudah namun amat payah.
Ku sadar semua pasti ada akhirnya
Smoga akhir berselimut cinta
Cinta agungNya.

Sekian lama, diri terlerai kehidupan terabai.
Kini kusadar, aku temui kedamaian abadi

(Mencari Cinta, Saujana)


26 March 2006
(Berkaca pada suatu masa. Terpatri janji untuk menyongsong hari itu dengan kesucian.)

Tafakur Bening dalam Hening

Ku menatap langit yang tenang
Dan takkan menangisi malam
Ku tetap berdiri ku melawan hari
Ku akan berarti
Ku tak kan mati…

(Peterpan)

Apalah hidup jika hanya ditangisi? Bukankah hidup juga selalu menyisakan bingar yang menyenangkan? Kesendirian yang berpadu dengan kesedihan memang merupakan sesuatu yang pahit. Hingga tak terasa bulir air mata menjadi penghias malam-malam sepi nan mengigit. Tapi bukankah kesendirian juga menyisakan hikmah tersendiri? Inilah saat-saat dimana jiwa bisa merenung, menghitung ulang tabungan pahala atau torehan dosa, bercumbu dengan Sang Maha Kasih dan menumpahkan segala rahasia hati hanya padaNya tanpa khawatir rahasia kan terbongkar.


Atau “kesendirian” juga bisa bermakna “kebebasan” dimana kita bisa dengan leluasa melakukan amal produktif dibandingkan jika kita telah membersamai seseorang. Meski tak pelak diri harus mengakui bahwa burung kan terbang jauh membumbung jika bersayap utuh. Namun, jika sayap kita belum lagi genap, yang perlu dilakukan hanyalah mencoba tetap mengepakkan sayap dan tetap terbang semampu yang bisa kita tempuh.

Mencumbui kesendirian dengan air mata toh tidak akan mengubah apa-apa. Apalagi jika kita sadar bahwa hidup pada hakikatnya adalah pergiliran. Ada yang datang dan pergi seperti pagi yang merebut malam ataupun sebaliknya. Kelak, kan datang yang lainnya sebagai sebuah kepastian bahwa Alloh telah menetapkan seseorang untuk kita.

Maka, sendiri tak harus berarti “mati” bukan? Sendiri bisa lebih berarti jika kita bisa memaknainya dari kaca mata yang berbeda. Bahwa selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Saat kesedihan itu menyergap, salah satu terapinya barangkali adalah menatap langit tanpa batas seraya tetap berharap dan bergantung kepada Pemilik langit dan bumi juga jiwa ini.

Seperti Air



Aku ingin seperti air.
Mengalir tenang tak usah jadi gelombang.
Namun,
aku tak ingin jadi genangan
Karena diam adalah mematikan.
Aku...kan terus mengalir.
Tuju muara kerinduan.

Dua Hati Merindu

Apapun dilakukan,
Jauh menjadi Dekat
Tangis menjadi BAhagia
Lemah menjadi Kekuatan
Kecewa menjadi Sandaran
Sulit menjadi Mudah

Jadwal yang sudah terprogram

Jika Jadwal itu hilang,
Mereka mengganti dengan jadwal yang Lebih baik,
Dihari itu
Dan masih Di Tempat itu.....

Omong Kosong (obral Janji)

Pembual itu selalu berkedok dan menjual OMONGAN
OMONGAN yang tak berisi
Namanya saja tidak ada isi , makanya disebut
OMONG KOSONG,
semuanya jadi kosong,
Otak yang Kosong,
Hati yang Kosong,
Waktu yang kosong,
si-sia,
kerjanya buang-buang waktu saja,


Jika tidak mampu untuk menepati,
Tidak perlu OBRAL JANJI.

Percuma punya .....tapi

Percuma punya PEGANGAN tapi tidak dapat dipegang
Percuma punya OMONGAN tapi itu omong kosong
Percuma punya JANJI tapi untuk diINGKARi
Percuma punya PIJAKan tapi tidak dapat diPIJAK
Percuma punya kePANDAIan tapi hanya untuk memBODOHi
Percuma punya SANDARAN tapi tidak dapat diSANDAR



:) --> :D --> :$ --> :( --> :p --> ;) --> :k --> :@ --> :# --> :x --> :o --> :L --> :O --> :r --> :y --> :t --> :s --> :~ --> :v --> :f --> :d --> :c --> :z -->

Kumpulan Komentar